Asal Usul Nama Pangkalan Balai: Sejarah, Fakta Menarik, dan Budaya yang Menyatu (Foto: wikipedia.org)

Gaya Hidup

Asal Usul Nama Pangkalan Balai: Sejarah, Fakta Menarik, dan Budaya yang Menyatu

Senin 13 Okt 2025, 18:37 WIB

Sumsel.co - Pangkalan Balai, ibu kota Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, bukan hanya dikenal sebagai pusat pemerintahan dan aktivitas ekonomi, tetapi juga memiliki sejarah nama yang sarat makna. Banyak orang melintasi daerah ini tanpa mengetahui kisah menarik di balik nama Pangkalan Balai yang telah diwariskan secara turun-temurun. Artikel ini akan mengupas asal usul nama Pangkalan Balai, disertai fakta menarik tentang Pangkalan Balai serta budaya di Pangkalan Balai yang masih lestari hingga kini.

Asal Usul Nama Pangkalan Balai

Menurut cerita masyarakat setempat, nama Pangkalan Balai berasal dari dua kata: pangkalan dan balai.

Pada masa lampau, daerah ini merupakan titik pertemuan para pedagang dari berbagai wilayah di Sumatera Selatan. Mereka menjadikan tempat ini sebagai pangkalan untuk menurunkan barang dagangan dan melakukan transaksi di sebuah balai besar yang terletak di tepi sungai. Dari sinilah kemudian muncul istilah “Pangkalan Balai”, yang bermakna “tempat pertemuan dan perdagangan di balai pangkalan.”

Seiring waktu, nama ini melekat dan menjadi identitas penting bagi masyarakat Banyuasin. Hingga kini, semangat gotong royong dan nilai kebersamaan yang tercermin dalam nama tersebut masih menjadi bagian kuat dari karakter masyarakat Pangkalan Balai.

Fakta Menarik tentang Pangkalan Balai

Selain memiliki sejarah nama yang menarik, Pangkalan Balai juga menyimpan banyak fakta unik yang jarang diketahui:

1. Ibu Kota Kabupaten Banyuasin

Sejak terbentuknya Kabupaten Banyuasin pada tahun 2002 (pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin), Pangkalan Balai ditetapkan sebagai ibu kota kabupaten. Letaknya yang strategis menjadikannya pusat pemerintahan dan kegiatan ekonomi di wilayah Banyuasin.

2. Jalur Strategis Antara Palembang dan Betung

Pangkalan Balai berada di jalur lintas utama yang menghubungkan Kota Palembang dengan Betung dan daerah lainnya di Sumatera Selatan. Kondisi ini menjadikan daerah ini ramai dilalui kendaraan dan berkembang pesat dalam sektor perdagangan serta jasa.

3. Pusat Kegiatan Sosial dan Budaya

Setiap tahun, masyarakat Pangkalan Balai rutin mengadakan berbagai kegiatan budaya dan festival daerah. Misalnya, festival seni Banyuasin dan pameran UMKM lokal yang menampilkan keanekaragaman hasil kerajinan serta kuliner khas Banyuasin.

4. Sentra Pendidikan dan Pertanian

Selain sebagai pusat pemerintahan, Pangkalan Balai juga dikenal dengan lembaga pendidikannya yang terus berkembang. Di sisi lain, masyarakatnya banyak menggantungkan hidup pada sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan air tawar yang subur berkat aliran sungai di sekitarnya.

Budaya di Pangkalan Balai yang Masih Terjaga

Pangkalan Balai bukan sekadar wilayah administratif, tetapi juga cerminan budaya Banyuasin yang kaya dan berakar kuat.

1. Tradisi Gotong Royong

Seperti di banyak daerah Sumatera Selatan, masyarakat Pangkalan Balai menjunjung tinggi semangat gotong royong. Hal ini tampak dalam kegiatan sosial seperti pembangunan rumah, membersihkan lingkungan, hingga acara adat.

2. Kesenian Tradisional Banyuasin

Tari-tarian daerah seperti Tari Gending Sriwijaya dan Tari Tepak Keraton sering ditampilkan dalam acara resmi. Musik tradisional seperti gendang dan rebana juga menjadi bagian penting dalam perayaan keagamaan dan adat.

3. Kuliner Khas yang Menggugah Selera

Budaya kuliner Pangkalan Balai sangat dipengaruhi oleh warisan kuliner Palembang dan daerah pesisir. Beberapa makanan khas yang populer antara lain pindang ikan, pempek Banyuasin, dan seruit khas Musi. Makanan-makanan ini tidak hanya lezat, tetapi juga mencerminkan keanekaragaman cita rasa daerah Banyuasin.

4. Bahasa dan Ungkapan Lokal

Bahasa sehari-hari masyarakat Pangkalan Balai masih kental dengan logat Melayu Palembang. Beberapa istilah lokal seperti “dak apo-apo” (tidak apa-apa) atau “kagek dulu” (nanti dulu) menjadi identitas linguistik khas yang mempererat rasa kekeluargaan di antara warganya.

Nilai Filosofis di Balik Nama Pangkalan Balai

Nama Pangkalan Balai menyimpan filosofi mendalam tentang kehidupan masyarakatnya. “Pangkalan” melambangkan keterbukaan dan hubungan antarwilayah, sementara “Balai” menjadi simbol musyawarah dan persatuan. Kombinasi keduanya mencerminkan masyarakat yang terbuka, ramah, dan menghargai kebersamaan.

Nilai-nilai ini masih hidup dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Pangkalan Balai — mulai dari sikap saling membantu, toleransi antarumat beragama, hingga semangat membangun daerah bersama.

Kesimpulan

Dari kisah sejarah hingga budaya yang hidup di dalamnya, asal usul nama Pangkalan Balai bukan sekadar legenda, tetapi juga identitas yang mencerminkan karakter masyarakat Banyuasin: terbuka, bersahabat, dan penuh semangat gotong royong. Dengan letak yang strategis dan potensi ekonomi yang terus tumbuh, Pangkalan Balai kini menjadi simbol kemajuan dan kearifan lokal Sumatera Selatan.

Jika Anda tertarik menjelajahi keindahan Banyuasin dan mengenal lebih dekat budaya di Pangkalan Balai, jangan ragu untuk mengunjungi daerah ini. Nikmati keramahan masyarakatnya, kekayaan kulinernya, dan sejarah yang melekat dalam setiap sudut kotanya. Mari kita lestarikan dan kenalkan kekayaan budaya lokal Indonesia kepada dunia!

Tags:
Asal Usul Nama Pangkalan BalaiPangkalan Balai Sumatera SelatanSejarah Pangkalan Balai Banyuasin

puji

Reporter

puji

Editor