Sumsel.com - Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Sumatera Selatan (Sumsel) kembali meningkat dalam satu bulan terakhir seiring kondisi cuaca yang tak menentu. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel menunjukkan, jumlah kasus ISPA naik sebanyak 551 kasus atau sekitar 0,6 persen antara Agustus dan September 2025.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumsel, Ira Primadesa, mengatakan peningkatan tersebut sudah terpantau sejak Juli lalu.
“Pada Juli tercatat ada 45.170 kasus, Agustus 48.194 kasus, dan September 48.745 kasus. Artinya, terjadi peningkatan sekitar 551 kasus atau 0,6 persen dalam sebulan terakhir,” kata Ira, Kamis (16/10/2025).
Ia menjelaskan, perubahan cuaca ekstrem—dari panas terik ke hujan deras dalam waktu singkat—menjadi salah satu faktor yang menurunkan daya tahan tubuh masyarakat. Kondisi ini membuat warga lebih mudah terserang batuk, pilek, demam, dan ISPA.
“Cuaca yang tidak stabil membuat virus dan bakteri penyebab ISPA lebih mudah menyebar, terutama di wilayah padat penduduk seperti Palembang, Muara Enim, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Lahat,” jelasnya.
Meski tren kasus meningkat, Ira menyebut jumlahnya masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Pada September 2023, tercatat 52.183 kasus ISPA, sedangkan tahun ini 48.745 kasus,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ira menerangkan bahwa ISPA mencakup berbagai keluhan seperti batuk, demam, dan kesulitan bernapas yang berlangsung kurang dari dua minggu. Penyakit ini dapat menyerang semua kalangan, terutama anak-anak, lansia, dan orang dengan imunitas rendah.
Untuk mencegah penyebaran penyakit, Dinkes Sumsel mengimbau masyarakat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan rajin mencuci tangan, memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan, serta mencukupi kebutuhan cairan tubuh.
“Minum air putih yang cukup, jangan tunggu sampai haus. Ini penting untuk menjaga kelembapan saluran pernapasan agar tidak mudah terinfeksi,” pesan Ira.