Sumsel.co - Ribuan buruh dari berbagai serikat pekerja di Sumatera Selatan siap turun ke jalan untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day pada 1 Mei 2025.
Aksi damai ini akan dipusatkan di dua titik strategis, yakni depan Gedung DPRD Sumsel dan Kantor Gubernur Sumsel, sebagai upaya mendorong perubahan dalam sektor ketenagakerjaan.
Sekretaris DPD KSPSI Sumsel, Cecep Wahyudin, mengatakan sekitar 3.000 buruh dari berbagai serikat akan terlibat dalam aksi ini. Mereka membawa dua tuntutan utama yang dianggap mendesak untuk diperjuangkan.
Pertama, buruh mendesak Pemerintah Provinsi Sumsel untuk mengawal revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan agar lebih berkeadilan bagi seluruh pihak.
Kedua, buruh menuntut perbaikan terhadap Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) 2025, yang dinilai bermasalah karena hanya mencakup tiga sektor dari sembilan sektor yang sebelumnya telah disepakati.
Selain dua isu besar tersebut, para buruh juga akan mengangkat sejumlah persoalan lain, seperti penolakan terhadap praktik upah murah dan sistem outsourcing, desakan audit terhadap sertifikasi K3 yang dinilai bermasalah, serta permintaan peningkatan peran pengawas ketenagakerjaan di Sumsel.
“Titik kumpul awal akan dilakukan di Halaman BKB Palembang, dengan estimasi massa mencapai 3.000 orang dari berbagai serikat buruh dan pekerja,” jelas Cecep.
Ia menegaskan bahwa penyampaian aspirasi akan dilakukan melalui dua metode, yakni diskusi dan sarasehan bersama Gubernur Sumsel serta demonstrasi damai di dua lokasi utama.
Cecep juga memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan telah dikomunikasikan dengan aparat keamanan demi menjaga ketertiban selama aksi berlangsung.
“Kami sudah berkomunikasi dengan pihak terkait agar aksi ini berjalan damai dan tertib,” tambahnya.