Sumsel.co - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Provinsi Sumatera Selatan mengalami inflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Juni 2025.
Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, menyampaikan bahwa angka inflasi tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang terjadi selama bulan tersebut.
“Inflasi bulanan di Sumsel sebesar 0,08 persen pada Juni 2025,” ujarnya di Palembang, Selasa (1/7/2025).
Kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang tertinggi inflasi dengan andil sebesar 0,08 persen dan perubahan harga sebesar 0,92 persen. Beberapa komoditas utama yang memicu inflasi meliputi beras, daging ayam ras, emas perhiasan, cabai rawit, dan telur ayam.
Menurut Wahyu, beberapa kejadian turut memberi pengaruh terhadap perubahan harga barang dan jasa di Sumsel selama Juni. Di antaranya penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) untuk beberapa jenis kualitas, kenaikan harga beras di tingkat konsumen dan distributor, serta fluktuasi harga emas.
Ia juga menambahkan, adanya diskon harga tiket pesawat turut berperan mendorong inflasi. Diskon tersebut berlangsung pada periode 5–31 Juli 2025, namun lonjakan permintaan tiket sudah terjadi sejak Juni karena bertepatan dengan Hari Raya Iduladha dan libur sekolah.
“Diskonnya (pesawat) memang berlaku dari 5–31 Juli 2025, tetapi karena pada Juni bertepatan dengan libur hari besar keagamaan nasional, sehingga masyarakat banyak yang memesan tiket,” jelasnya.
Secara tahunan (year-on-year/yoy), Sumsel mengalami inflasi sebesar 2,44 persen pada Juni 2025, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 2,33 persen. Komoditas yang dominan memicu inflasi tahunan antara lain emas perhiasan, beras, minyak goreng, bahan bakar rumah tangga, dan tomat.
Dari sisi kelompok pengeluaran, penyumbang inflasi tahunan tertinggi adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,11 persen, disusul kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,68 persen, serta kelompok transportasi sebesar 0,17 persen.
Berdasarkan wilayah, tingkat inflasi tahunan tertinggi tercatat di Kabupaten Muara Enim sebesar 3,31 persen. Sementara itu, inflasi tahunan terendah terjadi di Kota Lubuk Linggau dengan angka 2,07 persen.