Peresmian Museum Situs Gua Harimau, simbol pelestarian warisan budaya prasejarah Indonesia di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumsel. (Sumber: Istimewa)

Eksekutif

Fadli Zon Resmikan Museum Gua Harimau di OKU, Simbol Pelestarian Warisan Prasejarah Indonesia

Senin 20 Okt 2025, 13:35 WIB

Sumsel.co - Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, meresmikan Museum Situs Gua Harimau di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Minggu (19/10/2025). Pembangunan museum ini menjadi wujud nyata komitmen pemerintah dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya prasejarah Indonesia.

Dalam acara peresmian, Fadli menegaskan bahwa Gua Harimau memiliki nilai arkeologis yang sangat penting karena memberikan pemahaman baru tentang sejarah manusia modern di Nusantara.

“Gua Harimau ini punya temuan-temuan yang sangat menarik, yang nantinya bisa kita perdalam kembali. Memang di seluruh Pulau Sumatra, belum ditemukan Homo erectus. Yang ditemukan seperti di Gua Harimau ini adalah Homo sapiens, jadi manusia modern. Homo erectus baru ditemukan di Pulau Jawa, dan juga di Nusa Tenggara Timur yang kemudian disebut sebagai Homo floresiensis,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Pemerintah sebelumnya telah menetapkan Gua Harimau sebagai situs cagar budaya nasional dan memulai pembangunan museum sejak 2015 untuk mendukung penelitian serta pelestarian hasil temuan arkeologi di kawasan tersebut.

Fadli juga menyoroti pentingnya keberadaan museum sebagai representasi kemajuan peradaban bangsa.

“Di negara-negara maju, museum selalu mempunyai tahta yang tinggi, karena itu adalah etalase budaya dan etalase peradaban dari bangsa itu. Museum menjadi tempat yang paling terhormat di negara-negara maju dan yang paling beradab,” sambungnya.

Selain aspek pelestarian, ia berharap museum ini dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.

“Yang paling penting bagaimana dari situs-situs yang ada, dari warisan-warisan budaya tak benda yang ada, WBTB, kita memanfaatkan, mengembangkan, membina menjadi ekonomi budaya, menjadi industri budaya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Fadli mendorong agar keberadaan Museum Situs Gua Harimau menjadi bagian dari ekosistem kebudayaan yang berkelanjutan.

“Jadikanlah situs ini semacam ekosistem yang berkelanjutan. Kita berharap nanti akan terus ada kerja sama dan aktivasi kegiatan-kegiatan budaya. Dan mudah-mudahan, museum ini bisa membangkitkan ekosistem kebudayaan di wilayah Ogan Komering Ulu,” imbuhnya.

Museum yang baru diresmikan ini menampilkan berbagai koleksi dari situs purbakala yang berjarak tidak jauh dari lokasi bangunan, termasuk replika rangka manusia purba dan artefak kehidupan prasejarah berusia sekitar 22.000 tahun. Situs Gua Harimau sendiri telah diakui sebagai cagar budaya daerah sejak 2017 dan cagar budaya nasional pada 2019 melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 224/P/2019.

Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, turut mengapresiasi kolaborasi lintas pihak dalam pengelolaan museum ini.

“Ketika sudah dibuka untuk umum, semoga museum ini bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar sekaligus menjadi tonggak penting dalam pengembangan kebudayaan, pariwisata, dan perekonomian masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, Bupati Ogan Komering Ulu, Teddy Meilwansyah, menyambut positif kehadiran museum tersebut.

“Nantinya, museum ini bukan hanya sarana rekreasi bagi kami, namun lebih pada tempat berbagi informasi, sharing budaya, mencari ilmu, pengetahuan, semuanya bisa melalui Museum Goa Harimau ini,” ungkapnya.

Acara peresmian turut dihadiri oleh Wakil Bupati OKU Marjito Bachri, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan Pandji Tjahjanto, Staf Khusus Menteri bidang Protokoler dan Rumah Tangga Rachmanda Primayudha, Direktur Sejarah dan Permuseuman Agus Mulyana, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Kristanto Januardi, serta sejumlah pejabat daerah OKU.

Tags:
MuseumPeresmianKemenbud

puji

Reporter

puji

Editor