Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Bambang Pramono. (Sumber: Istimewa)

Eksekutif

Padi Apung Jadi Inovasi Pertanian Sumsel Hadapi Perubahan Iklim

Jumat 07 Nov 2025, 09:04 WIB

Sumsel.co - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mulai mengembangkan teknologi padi apung sebagai langkah inovatif untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) di wilayahnya. Program ini diharapkan menjadi solusi adaptif terhadap perubahan iklim dan keterbatasan lahan kering di daerah rawa.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Bambang Pramono, mengatakan bahwa penerapan teknologi padi apung akan terus diperluas karena dinilai potensial mendukung produktivitas pertanian di Sumsel.

“Padi apung ini akan terus kita kembangkan. Meskipun secara ekonomis belum menguntungkan karena media apungnya masih mahal, namun potensinya sangat besar untuk lahan rawa di Sumsel,” ujarnya di Palembang, Selasa (3/11/2025).

Media Apung Masih Mahal tapi Efisien

Bambang menjelaskan bahwa saat ini media yang digunakan untuk padi apung masih beragam, mulai dari styrofoam, plastik, hingga papan serat HDF. Meski biayanya relatif tinggi, penggunaan styrofoam dianggap cukup efisien karena bisa digunakan hingga sepuluh kali panen atau sekitar lima tahun.

“Dengan perhitungan itu, ke depan biaya bisa lebih murah dan kita berharap teknologi ini bisa dikembangkan secara masif,” jelasnya.

Kolaborasi dengan Unsri untuk Riset Media Apung

Untuk menekan biaya dan meningkatkan efisiensi, Pemprov Sumsel juga menggandeng Universitas Sriwijaya (Unsri) serta beberapa perguruan tinggi lain guna meneliti alternatif bahan apung yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.

“Sekarang kita fokus mencari media apung yang paling optimal. Kalau tantangan biaya bisa kita atasi, maka teknologi ini bisa diterapkan lebih luas,” kata Bambang.

Potensi Tingkatkan Produktivitas

Menurut Bambang, penerapan padi apung diproyeksikan dapat meningkatkan indeks pertanaman Sumsel yang saat ini baru mencapai 1,22 kali tanam per tahun.

“Artinya baru 22 persen lahan yang bisa tanam dua kali dalam setahun. Kalau padi apung berhasil, IP bisa meningkat menjadi 1,5 atau bahkan 100 persen,” ujarnya.

Ia menambahkan, inovasi ini bisa menjadi solusi berkelanjutan bagi petani yang menghadapi curah hujan tinggi dan kondisi lahan tergenang.

“Padi apung bisa jadi solusi berkelanjutan bagi lahan rawa kita. Mudah-mudahan ke depan hasilnya makin baik dan bisa diterapkan lebih luas,” tutup Bambang.

Tags:
PertanianPadiApung

puji

Reporter

puji

Editor