Sumsel.co - Indonesia dikenal sebagai surga kuliner dengan cita rasa yang kaya dan beragam. Salah satu camilan khas yang patut dibanggakan dari Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, adalah Kerupuk Manggalo. Camilan ini tidak hanya terkenal karena kelezatannya, tetapi juga karena cerita dibalik Kerupuk Manggalo yang sarat makna budaya dan nilai kebersamaan masyarakat setempat.
Kerupuk Manggalo kini semakin populer, tidak hanya di daerah asalnya, tetapi juga di berbagai daerah lain sebagai oleh-oleh khas Sumatera Selatan yang gurih dan menggugah selera.
Asal Usul dan Cerita Dibalik Kerupuk Manggalo
Setiap kuliner tradisional memiliki cerita tersendiri yang memperkaya nilai budaya daerahnya, begitu pula dengan Kerupuk Manggalo. Nama “Manggalo” berasal dari bahasa lokal yang konon berarti “kebersamaan” atau “gotong royong”. Hal ini merujuk pada tradisi masyarakat PALI yang saling membantu ketika membuat kerupuk secara bersama-sama di rumah atau saat acara adat.
Cerita dibalik Kerupuk Manggalo juga erat kaitannya dengan perayaan panen dan kegiatan sosial masyarakat desa. Dahulu, kerupuk ini disajikan sebagai pelengkap hidangan utama dalam acara syukuran. Bentuknya yang khas dan teksturnya yang ringan menjadi simbol kesederhanaan sekaligus keakraban antarwarga.
Kini, Kerupuk Manggalo tidak hanya menjadi bagian dari tradisi, tetapi juga sumber ekonomi lokal yang menghidupi banyak pengrajin di wilayah PALI.
Ciri Khas Kerupuk Manggalo yang Membuatnya Unik
Apa yang membuat Kerupuk Manggalo begitu istimewa? Jawabannya terletak pada bahan alami dan cara pembuatannya yang masih mempertahankan tradisi turun-temurun.
Beberapa ciri khas Kerupuk Manggalo antara lain:
- Bahan Alami Berkualitas: Terbuat dari tepung tapioka, ikan segar (biasanya ikan sungai lokal seperti gabus atau belida), bawang putih, garam, dan sedikit penyedap alami.
- Proses Pengeringan Alami: Kerupuk dikeringkan di bawah sinar matahari agar menghasilkan kerenyahan sempurna tanpa kehilangan aroma ikan yang khas.
- Tekstur dan Rasa Unik: Saat digoreng, kerupuk ini mengembang sempurna dengan rasa gurih alami dan aroma ikan yang lezat.
Kombinasi antara bahan lokal dan teknik tradisional inilah yang menjadikan Kerupuk Manggalo berbeda dari kerupuk-kerupuk pada umumnya.
Resep dan Cara Membuat Kerupuk Manggalo
Bagi Anda yang ingin mencoba membuatnya sendiri di rumah, berikut adalah resep dan cara membuat Kerupuk Manggalo yang mudah diikuti:
Bahan-bahan:
- 500 gram tepung tapioka
- 250 gram daging ikan segar (gabus atau belida)
- 5 siung bawang putih
- 1 sendok makan garam
- ½ sendok teh penyedap alami (opsional)
- Air secukupnya
Cara Membuat:
- Haluskan ikan dan bumbu. Blender daging ikan bersama bawang putih dan sedikit air hingga lembut.
- Campur bahan. Masukkan tepung tapioka dan garam ke dalam adonan ikan, lalu aduk hingga kalis.
- Bentuk adonan. Gulung memanjang seperti lontong, kemudian bungkus dengan plastik atau daun pisang.
- Rebus adonan. Masak dalam air mendidih hingga mengapung, lalu angkat dan dinginkan.
- Iris tipis. Setelah dingin, potong adonan menjadi irisan tipis-tipis.
- Jemur hingga kering. Keringkan di bawah sinar matahari selama 1–2 hari sampai benar-benar kering.
- Goreng hingga mengembang. Panaskan minyak, lalu goreng kerupuk hingga mengembang dan berwarna keemasan.
Kini, Kerupuk Manggalo buatan Anda siap disajikan! Rasanya renyah, gurih, dan cocok dijadikan camilan maupun pelengkap makan nasi.
Nilai Budaya dan Ekonomi di Balik Kerupuk Manggalo
Selain lezat, Kerupuk Manggalo juga memiliki nilai sosial dan ekonomi yang tinggi. Bagi masyarakat PALI, kerupuk ini bukan sekadar makanan ringan, melainkan identitas daerah yang mencerminkan semangat gotong royong.
