Mohammad Natsir: Pejuang Intelektual, Ulama, dan Negarawan yang Menginspirasi Bangsa

Jumat 24 Okt 2025, 12:11 WIB
Mohammad Natsir (Sumber: Wikipedia.org)

Mohammad Natsir (Sumber: Wikipedia.org)

Sumsel.co - Mohammad Natsir merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang dikenal sebagai ulama, intelektual, politikus, dan pejuang kemerdekaan. Ia tidak hanya berperan dalam perjuangan fisik melawan penjajah, tetapi juga berkontribusi besar dalam bidang pemikiran, pendidikan, dan politik Islam modern di Indonesia.

Natsir lahir di Alahan Panjang, Sumatera Barat, pada 17 Juli 1908. Sejak kecil, ia dikenal cerdas, rajin belajar, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap ilmu agama serta kebangsaan. Ia mengenyam pendidikan di berbagai lembaga, mulai dari HIS, MULO, hingga AMS (Algemene Middelbare School) di Bandung — salah satu sekolah menengah elit pada masa Hindia Belanda.

Di kota Bandung inilah, pemikiran Natsir berkembang pesat. Ia aktif di berbagai organisasi keislaman dan kebangsaan serta berguru pada tokoh-tokoh besar seperti Ahmad Hassan dari Persatuan Islam (Persis). Kedekatan dengan dunia intelektual dan agama membentuk karakter Natsir sebagai pemikir Islam moderat yang visioner.

Latar Belakang Mohammad Natsir dan Perjalanan Politiknya

Awal Kiprah di Dunia Politik

Karier politik Mohammad Natsir dimulai ketika ia aktif dalam organisasi Persatuan Islam (Persis) dan kemudian mendirikan Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) pada tahun 1945. Di bawah kepemimpinannya, Masyumi menjadi salah satu partai Islam terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia.

Natsir dikenal karena kecerdasannya dalam berdebat dan kemampuan diplomatiknya yang tinggi. Salah satu sumbangsih terbesarnya bagi bangsa adalah "Mosi Integral Natsir" pada 3 April 1950. Melalui mosi ini, Natsir berhasil mempersatukan Indonesia kembali dari bentuk negara federal (Republik Indonesia Serikat) menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Langkah bersejarah ini membuat Natsir dikenang sebagai arsitek persatuan nasional, seorang tokoh yang menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan politik pribadi maupun golongan.

Kiprah Sebagai Perdana Menteri

Pada tahun 1950, Mohammad Natsir diangkat menjadi Perdana Menteri Indonesia. Dalam masa jabatannya yang relatif singkat (1950–1951), Natsir berusaha memperkuat pemerintahan yang baru terbentuk pasca revolusi kemerdekaan. Ia menekankan pentingnya moralitas, kejujuran, dan tanggung jawab dalam pemerintahan.

Kebijakannya menonjol dalam bidang pendidikan dan pembangunan nasional. Ia mendukung lahirnya berbagai lembaga pendidikan Islam dan mendorong masyarakat Muslim agar aktif berperan dalam pembangunan bangsa. Meskipun pemerintahannya tidak berlangsung lama, jejak dan nilai-nilai kepemimpinan Natsir tetap menjadi teladan hingga kini.

Pemikiran dan Warisan Intelektual Mohammad Natsir

Mohammad Natsir dikenal sebagai pemikir Islam modern yang rasional dan terbuka terhadap kemajuan zaman. Ia menolak sekularisasi total, namun juga tidak ekstrem. Menurutnya, agama dan negara harus berjalan selaras, di mana nilai-nilai Islam menjadi dasar moral dalam kehidupan berbangsa tanpa harus mengubah bentuk negara.

Beberapa pemikiran pentingnya tertuang dalam karya tulisnya, seperti:

  • Capita Selecta — kumpulan tulisan yang membahas politik, pendidikan, dan keislaman.
  • Islam dan Kristen di Indonesia — analisis hubungan antaragama dengan pendekatan yang damai dan ilmiah.
  • Agama dan Negara dalam Islam — refleksi atas relasi agama dan politik di negara modern.

Warisan pemikirannya tidak hanya berdampak di Indonesia, tetapi juga menginspirasi banyak pemikir Muslim di dunia. Natsir dianggap sebagai jembatan antara pemikiran Islam klasik dan modernitas.

Pengakuan dan Penghargaan

Reporter
puji
Editor

Berita Terkait

News Update