Kasus DBD di Palembang Awal 2025 Meningkat, Ini 6 Kecamatan dengan Jumlah Tertinggi

Senin 23 Jun 2025, 13:20 WIB
ilustrasi DBD (Sumber: Istimewa)

ilustrasi DBD (Sumber: Istimewa)

Sumsel.co – Musim hujan tak hanya membawa kesejukan, tetapi juga risiko serius bagi kesehatan masyarakat. Salah satu ancaman utama yang kerap muncul adalah Demam Berdarah Dengue (DBD), penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Setiap tahun, ribuan kasus DBD dilaporkan di berbagai daerah. Tidak sedikit yang berujung fatal, terutama ketika penanganan terlambat dan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan masih rendah. “Padahal, mencegah DBD jauh lebih mudah dan murah dibanding mengobatinya.”

Langkah pencegahan sebenarnya sederhana: jaga kebersihan lingkungan, hindari air tergenang, dan lindungi diri dari gigitan nyamuk. Edukasi soal 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang), penggunaan kelambu, lotion antinyamuk, serta pakaian tertutup saat beraktivitas di luar rumah menjadi bagian penting dalam misi ini.

Tak hanya itu, “Jangan menunggu hingga terlambat. Ajak keluarga dan tetangga untuk bersama-sama memberantas sarang nyamuk di lingkungan sekitar. Karena mencegah DBD bukan hanya tugas pemerintah atau tenaga kesehatan, tapi tanggung jawab kita semua.”

Berikut daftar kecamatan di Palembang dengan jumlah kasus DBD tertinggi awal tahun 2025, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS):

  1. Sukarami – 135 Kasus
    Tertinggi di antara seluruh wilayah kota. Data ini menjadi peringatan serius untuk peningkatan gerakan bersih lingkungan secara menyeluruh.
  2. Kalidoni – 109 Kasus
    Tingginya angka kasus di kawasan ini menunjukkan perlunya kontrol berkala terhadap tempat penampungan air dan saluran terbuka.
  3. Ilir Barat Satu – 96 Kasus
    Warga didorong untuk lebih aktif berpartisipasi dalam menjaga kebersihan lingkungan agar penyebaran DBD bisa ditekan.
  4. Seberang Ulu Satu dan Gandus – 87 Kasus (masing-masing)
    Dua kecamatan ini menunjukkan angka yang identik, memperkuat sinyal bahwa penanganan perlu melibatkan seluruh komponen masyarakat.
  5. Ilir Barat Dua – 82 Kasus
    Masih menjadi wilayah rawan, dengan potensi penyebaran yang tinggi jika kesadaran warga tidak meningkat.
  6. Jakabaring – 81 Kasus
    Meski dikenal sebagai kawasan modern dan pusat olahraga, Jakabaring tidak luput dari ancaman DBD. Kolaborasi lintas pihak dibutuhkan untuk memperbaiki sistem pengelolaan sanitasi.
Reporter
Arief
Editor

Berita Terkait

News Update