Sumsel.co - Mohammad Hatta (1902–1980) adalah salah satu tokoh nasional paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Dikenal sebagai proklamator kemerdekaan bersama Soekarno, Hatta juga dijuluki Bapak Koperasi Indonesia karena gagasannya tentang ekonomi kerakyatan. Ia tidak hanya seorang politikus dan negarawan, tetapi juga seorang intelektual yang konsisten memperjuangkan kesejahteraan rakyat melalui pendidikan, ekonomi, dan moralitas bangsa.
Lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 12 Agustus 1902, Mohammad Hatta tumbuh dalam keluarga terpelajar dan religius. Nilai-nilai disiplin, kerja keras, dan kejujuran yang diwariskan keluarganya menjadi fondasi kuat dalam membentuk karakter kepemimpinannya di masa depan.
Biografi Singkat Mohammad Hatta (1902–1980)
Sejak muda, Hatta dikenal sebagai sosok yang haus ilmu. Setelah menamatkan pendidikan dasarnya di Bukittinggi, ia melanjutkan studi ke Handels Hogeschool, Rotterdam, Belanda, dan berhasil meraih gelar doktorandus ekonomi pada tahun 1932. Di negeri Belanda inilah semangat nasionalismenya tumbuh semakin kuat. Ia aktif dalam Perhimpunan Indonesia (PI), organisasi mahasiswa Indonesia di luar negeri yang memperjuangkan kemerdekaan dari kolonialisme Belanda.
Keterlibatannya dalam kegiatan politik membuatnya beberapa kali ditangkap oleh pemerintah kolonial. Namun, penjara tidak menyurutkan semangat juangnya. Ia terus menulis, berdiskusi, dan memperkuat pemikiran tentang pentingnya kemerdekaan yang didasari keadilan sosial dan kemandirian ekonomi.
Peran Mohammad Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan
Puncak perjuangan Hatta datang pada 17 Agustus 1945, ketika ia bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam peristiwa bersejarah itu, Hatta membacakan naskah proklamasi bersama Soekarno di Jakarta. Setelah proklamasi, Hatta diangkat menjadi Wakil Presiden pertama Republik Indonesia, mendampingi Soekarno.
Sebagai wakil presiden, Hatta berperan penting dalam menyusun dasar-dasar negara, termasuk kebijakan ekonomi dan politik luar negeri. Ia juga menekankan pentingnya demokrasi yang sehat dan ekonomi rakyat yang kuat.
Pemikiran Ekonomi Mohammad Hatta
Mohammad Hatta dikenal sebagai ekonom visioner yang memiliki pandangan jauh ke depan. Ia percaya bahwa kemerdekaan politik tidak akan berarti tanpa kemerdekaan ekonomi. Menurutnya, sistem ekonomi Indonesia harus berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong royong. Dari sinilah lahir gagasan besar tentang koperasi.
Hatta melihat koperasi sebagai bentuk nyata ekonomi rakyat yang menempatkan kesejahteraan bersama di atas kepentingan individu. Karena pemikiran dan dedikasinya inilah, beliau kemudian diberi gelar Bapak Koperasi Indonesia. Hingga kini, ide-ide Hatta tentang ekonomi kerakyatan masih relevan dan menjadi inspirasi bagi pengembangan UMKM serta ekonomi inklusif di Indonesia.
Kehidupan Pribadi dan Sifat Kepemimpinan
Mohammad Hatta dikenal sebagai sosok yang sederhana, jujur, dan disiplin. Meskipun pernah menjabat sebagai wakil presiden, ia hidup tanpa kemewahan. Ia menolak korupsi dan selalu menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya. Kesederhanaannya bahkan terlihat hingga akhir hayatnya—ia wafat di Jakarta pada 14 Maret 1980, tanpa meninggalkan kekayaan berlimpah.
Selain itu, Hatta adalah pecinta buku sejati. Ia memiliki perpustakaan pribadi yang besar dan sering menulis tentang ekonomi, politik, dan moralitas bangsa. Pemikirannya yang tajam dan sikapnya yang bijaksana membuatnya dihormati lintas generasi.
Warisan dan Penghargaan
Sebagai penghormatan atas jasa dan pengorbanannya, Mohammad Hatta dianugerahi gelar Pahlawan Proklamator dan Pahlawan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan dalam berbagai institusi penting seperti Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara (Bandung) yang sempat menggunakan nama Hatta, serta berbagai perguruan tinggi dan lembaga koperasi di seluruh Indonesia.
Selain itu, Hari Koperasi Nasional yang diperingati setiap 12 Juli juga menjadi bentuk penghargaan terhadap gagasan besar Hatta dalam membangun perekonomian rakyat.
Nilai-Nilai yang Dapat Diteladani dari Mohammad Hatta (1902–1980)
- Integritas dan Kejujuran: Hatta tidak pernah menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
- Disiplin dan Mandiri: Ia menekankan pentingnya kerja keras dan kemandirian bangsa.
- Keadilan Sosial: Hatta memperjuangkan pemerataan ekonomi agar seluruh rakyat dapat merasakan kemerdekaan yang sejati.
- Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan: Ia percaya bahwa kemajuan bangsa hanya bisa dicapai melalui pendidikan yang bermoral dan berwawasan.
Mohammad Hatta (1902–1980) bukan sekadar tokoh sejarah, melainkan teladan bagi generasi penerus bangsa. Pemikirannya tentang demokrasi, keadilan sosial, dan ekonomi kerakyatan menjadi fondasi penting bagi Indonesia modern. Dengan semangat kejujuran, kerja keras, dan pengabdian kepada rakyat, Hatta menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati lahir dari integritas dan pengabdian, bukan kekuasaan.
Mari kita lanjutkan perjuangan dan cita-cita Mohammad Hatta dengan berkontribusi nyata bagi bangsa—mulai dari hal kecil, seperti mendukung produk lokal dan memperkuat semangat gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Jadilah bagian dari perubahan menuju Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat.