"Lebih tenang," ucapnya singkat.
Meski demikian, ia mengaku masih sulit lepas dari pengaruh lingkungan. Dedi kemudian menawarkan solusi konkret.
"Gak mau balik, mau tinggal di sini aja tak masukkan ke barak, setuju?” tanya Dedi.
“Setuju, saya ingin sembuh,” jawab sang anak.
Mendengar tekad itu, Dedi meminta orang tua anak tersebut membuat surat pernyataan. Ia menegaskan bahwa bila anak tersebut kabur atau melanggar aturan selama pelatihan, tanggung jawab ada pada keluarga.
"Nanti kabur dari barak nanti hilang, nanti buat surat pernyataan kalau kamu kabur dari sana menjadi tanggung jawab kamu sendiri sama orang tuamu, jangan salahin saya," tegas Dedi.
BH, sang ayah, menyatakan kesiapannya.
“Kami datang ke sini dengan penuh kesadaran. Kami titipkan anak kami secara sukarela,” ujar BH.
Dedi Mulyadi mengaku prihatin, apalagi mengetahui ibu sang anak adalah guru dan kakaknya seorang anggota TNI.
"Kakak kamu malah tentara dan ASN, kamu kok malah narkoba gimana ini?" tanya Dedi heran.
Ia menegaskan bahwa apa yang ia lakukan merupakan bagian dari tanggung jawab moral dan perintah negara.
"Saya menjalankan tugas juga dari presiden untuk menjaga anak-anak Indonesia dari korban narkoba," pungkas Dedi Mulyadi.