Sumsel Siap Jadi Pusat Investasi Hijau, Petani Kopi Didorong Naik Kelas

Rabu 22 Okt 2025, 10:27 WIB
Sumarjjono Saragih, Ketua APINDO Sumsel. (Sumber: Istimewa)

Sumarjjono Saragih, Ketua APINDO Sumsel. (Sumber: Istimewa)

Sumsel.co - Sumatera Selatan kian serius menuju arah investasi hijau dan inklusif. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sumsel, Sumarjono Saragih, menilai bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci agar daerah ini tak hanya dikenal sebagai penghasil bahan mentah, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

“Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuki kegelapan. Dunia usaha harus mengambil peran nyata dalam perubahan,” ujar Sumarjono dalam 2nd Sriwijaya Economic Forum 2025 bertema Strengthening Investment in South Sumatra to Enhance Economic Resilience Amid Global Headwinds di Palembang, Selasa (21/10/2025).

Ia menilai, dunia usaha di Sumsel menghadapi dua tantangan utama: persoalan domestik seperti ketidakpastian hukum, infrastruktur terbatas, dan kualitas SDM, serta tantangan global berupa sertifikasi keberlanjutan, kampanye negatif terhadap ekspor, dan dinamika geopolitik. Meski demikian, menurutnya, dari berbagai tantangan itu justru muncul peluang membangun ekonomi daerah yang lebih tangguh.

Petani Kopi Jadi Pusat Ekonomi Daerah

Salah satu fokus APINDO adalah menjadikan petani kopi sebagai pelaku utama dalam transformasi ekonomi hijau. Melalui inisiatif South Sumatera Sustainable Coffee Initiative (SoCOFI), APINDO bersama pemerintah daerah, lembaga internasional, dan sektor swasta berupaya membangun ekosistem kopi berkelanjutan.

“Petani kopi tidak boleh hanya menjadi penonton. Mereka harus menjadi pelaku utama yang menikmati hasil dari jerih payahnya sendiri,” tegasnya.

Selain itu, APINDO juga menggandeng berbagai lembaga global seperti GIZ dan ILO melalui program Just Transition yang berorientasi pada transisi ekonomi hijau berbasis masyarakat. Langkah ini diharapkan mampu memperluas lapangan kerja baru sekaligus meningkatkan daya saing kopi Sumsel di pasar global.

Forum Internasional Kopi Siap Digelar di Palembang

Dalam rencana jangka menengah, APINDO akan menyelenggarakan forum tahunan InaCOF 2026, yang mempertemukan petani, eksportir, pelaku industri, kafe, NGO, serta pembeli internasional. Ajang tersebut diharapkan menjadi momentum kebangkitan kopi Sumsel yang selama ini tertinggal dari daerah lain seperti Lampung.

“Sumatera Selatan punya kopi, tapi belum punya nama besar. Ini saatnya kita bangkit bersama. Pemerintah, pengusaha, dan masyarakat harus bersatu membangun merek kopi Sumsel di kancah dunia,” kata Sumarjono.

Dorong UMKM dan Nilai Sosial Investasi

Selain mengembangkan sektor kopi, APINDO turut mendorong UMKM lokal agar naik kelas. Sumarjono menyebut, UMKM merupakan penggerak utama ekonomi rakyat, terutama di sektor pertanian dan industri olahan. Ia juga menyoroti program pembibitan kopi nasional dari Kementerian Pertanian senilai Rp3 triliun pada 2026 sebagai peluang besar bagi pelaku UMKM Sumsel.

Bagi Sumarjono, investasi tidak hanya diukur dari angka atau modal besar semata, melainkan juga dari manfaat sosial yang dihasilkannya.

“Investasi yang baik bukan hanya menumbuhkan pabrik, tapi juga menumbuhkan manusia di sekitarnya,” ujarnya.

Reporter
puji
Editor

Berita Terkait

News Update