Asal Usul Nama Kota Kayu Agung OKI: Sejarah, Budaya, dan Nilai Kearifan Lokal yang Menginspirasi

Kamis 09 Okt 2025, 13:16 WIB
Asal Usul Nama Kota Kayu Agung OKI: Sejarah, Budaya, dan Nilai Kearifan Lokal yang Menginspirasi (Foto: sumateraekspres.bacakoran)

Asal Usul Nama Kota Kayu Agung OKI: Sejarah, Budaya, dan Nilai Kearifan Lokal yang Menginspirasi (Foto: sumateraekspres.bacakoran)

Sumsel.co - Kota Kayu Agung, ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Provinsi Sumatera Selatan, bukan hanya dikenal sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi daerah, tetapi juga memiliki sejarah panjang yang sarat makna. Banyak yang mungkin belum mengetahui asal usul nama Kota Kayu Agung OKI dan bagaimana nama tersebut menjadi simbol kebanggaan masyarakatnya.

Artikel ini akan mengulas sejarah Kayu Agung, akar budayanya, serta filosofi di balik nama “Kayu Agung” yang hingga kini tetap menjadi identitas daerah yang kuat.

Sejarah Awal Kota Kayu Agung

Secara historis, Kayu Agung sudah dikenal sejak masa kerajaan-kerajaan di Sumatera Selatan, khususnya pada masa pengaruh Kerajaan Sriwijaya dan kerajaan-kerajaan kecil di sepanjang Sungai Komering. Wilayah ini dulunya merupakan jalur strategis perdagangan dan transportasi air yang menghubungkan Palembang, Komering, hingga ke pesisir timur Sumatera.

Penduduk awal daerah ini dikenal sebagai masyarakat Komering dan Pegagan, dua suku besar yang memiliki bahasa dan adat istiadat khas. Seiring waktu, percampuran budaya antara suku-suku lokal melahirkan tradisi baru yang menjadi fondasi budaya Kayu Agung saat ini.

Asal Usul Nama “Kayu Agung”

Nama Kayu Agung memiliki kisah menarik dan sarat makna filosofis. Menurut cerita turun-temurun, pada masa lampau terdapat sebuah pohon besar yang tumbuh di tengah perkampungan — pohon tersebut dianggap suci oleh masyarakat setempat karena menjadi tempat berkumpul dan bermusyawarah.

Pohon besar itu disebut oleh masyarakat dengan istilah “Kayu Agung”, yang dalam bahasa lokal berarti “pohon besar” atau “pohon yang agung”. Dari sinilah nama Kayu Agung kemudian melekat dan dijadikan sebutan bagi daerah di sekitarnya.

Selain itu, istilah “Agung” juga mencerminkan sifat masyarakatnya yang menjunjung tinggi keagungan nilai adat, sopan santun, dan kebersamaan. Nama ini kemudian diabadikan secara resmi ketika daerah tersebut berkembang menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Perkembangan Kayu Agung Sebagai Pusat Kabupaten OKI

Seiring perkembangan zaman, Kayu Agung tumbuh menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Keberadaan jalan lintas timur Sumatera menjadikan wilayah ini sebagai simpul strategis dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan transportasi.

Pemerintah daerah kemudian mengembangkan kota ini dengan tetap menjaga nilai-nilai budaya Kayu Agung yang sudah mengakar kuat. Festival budaya, seni tari tradisional, hingga upacara adat masih sering dilakukan sebagai bentuk pelestarian warisan leluhur.

Salah satu ikon budaya yang terkenal adalah Tari Komering dan tarian adat Pegagan, yang mencerminkan semangat persatuan dan keharmonisan antarsuku di wilayah OKI. Selain itu, Rumah Limas Kayu Agung menjadi simbol arsitektur tradisional yang kaya filosofi dan menjadi daya tarik wisata budaya.

Budaya dan Tradisi Masyarakat Kayu Agung

Masyarakat Kayu Agung memiliki beragam tradisi dan nilai kearifan lokal yang masih dijaga hingga kini. Beberapa di antaranya adalah:

1. Gotong Royong dan Kekeluargaan

Reporter
puji
Editor

Berita Terkait

News Update