Kasus ISPA di Sumsel Capai 331 Ribu, Palembang Tertinggi

Kamis 09 Okt 2025, 13:26 WIB
Ilustrasi - asap penyebab ISPA (Sumber: Istimewa)

Ilustrasi - asap penyebab ISPA (Sumber: Istimewa)

Sumsel.co - Kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Provinsi Sumatera Selatan tercatat mencapai 331.064 kasus hingga Agustus 2025. Data tersebut dirilis oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel sebagai hasil rekapitulasi laporan dari seluruh kabupaten dan kota di wilayah tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sumsel, Ira Primadesa, menjelaskan bahwa jumlah itu masih dalam kategori normal sebagaimana tren bulanan pada tahun-tahun sebelumnya. “Kasus ISPA di Sumsel sepanjang Januari–Agustus sebanyak 331.064 penderita. Kasusnya masih normal seperti laporan bulanan pada biasanya,” katanya di Palembang, Rabu.

Dari catatan Dinkes Sumsel, Kota Palembang menjadi daerah dengan kasus ISPA terbanyak, yakni mencapai 92.913 orang. Disusul Kabupaten Banyuasin sebanyak 39.710 kasus, Muara Enim 32.996 kasus, Musi Banyuasin 32.745 kasus, dan Ogan Komering Ilir (OKI) 26.064 kasus.

Sementara itu, daerah lain yang juga mencatat jumlah cukup tinggi antara lain Lahat dengan 18.299 kasus, OKU Timur 18.129 kasus, OKU 13.940 kasus, Lubuklinggau 13.773 kasus, serta Prabumulih 11.455 kasus. Adapun kabupaten dengan jumlah di bawah 10 ribu kasus meliputi Musi Rawas Utara 9.289 kasus, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) 9.039 kasus, Empat Lawang 3.256 kasus, Musi Rawas 2.446 kasus, OKU Selatan dan Ogan Ilir masing-masing 2.375 kasus, serta Pagar Alam dengan 2.260 kasus.

Ira menyebutkan, meskipun kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih terjadi di beberapa daerah, jumlah kasus ISPA tahun ini tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. “Kasus ISPA tahun ini lebih rendah dibandingkan 2024. Setiap bulan, walaupun cuaca panas dan terjadi karhutla di beberapa kabupaten/kota, tapi masih diselingi hujan. Hal itu juga berdampak tidak adanya peningkatan kasus ISPA,” jelasnya.

Menurutnya, hujan yang masih turun secara berkala turut menghambat penyebaran asap karhutla ke wilayah lain. Kondisi ini membuat udara di sebagian besar wilayah Sumsel relatif lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Lebih lanjut, Ira menambahkan bahwa kota Palembang yang biasanya menjadi daerah paling terdampak kabut asap, hingga kini belum mengalami peningkatan kasus. “Palembang yang biasanya merupakan kota terdampak, sampai saat ini belum ada kabut asap yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan,” katanya.

Reporter
Arief
Editor

Berita Terkait

News Update