Sumsel.co - Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan sepanjang semester pertama 2025 menunjukkan tren positif dengan capaian yang lebih baik dibandingkan rata-rata nasional. Meski demikian, tantangan pemerataan digitalisasi serta ketergantungan pada sektor sumber daya alam masih membayangi.
Kepala BI Sumsel Bambang Pranomo dalam paparannya kepada wartawan menegaskan kondisi ekonomi daerah tetap kokoh.
“Alhamdulillah, ekonomi Sumsel tetap solid. Pada triwulan II 2025 kita tumbuh 5,42 persen, lebih tinggi dibandingkan nasional yang 5,12 persen. Ini menandakan pondasi ekonomi kita cukup kuat,” ujar Bambang, Senin (29/9/2025).
Ia menjelaskan, pertumbuhan tersebut ditopang sektor pertambangan, industri pengolahan, serta perdagangan. “Pertambangan bahkan tumbuh di atas 24 persen. Ini menjadi energi tambahan bagi ekonomi Sumsel, meski ke depan kita harus hati-hati agar tidak terlalu bergantung pada komoditas mentah,” katanya.
Selain itu, pembangunan infrastruktur termasuk Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dan meningkatnya mobilitas masyarakat turut memberi dorongan. Belanja masyarakat untuk rekreasi dan budaya pada masa liburan sekolah juga memberikan dampak positif bagi berbagai sektor.
Stabilitas harga pun tetap terjaga. Sumsel mencatat deflasi tipis 0,04 persen pada Agustus 2025, sementara inflasi tahunan berada di level 3,04 persen—masih dalam sasaran BI.
“Yang lebih penting, masyarakat masih optimis. Indeks Keyakinan Konsumen kita di September 2025 tercatat 111,7, artinya ekspektasi ke depan tetap positif. Hanya saja, ada tren menarik: porsi tabungan menurun ke 12,5 persen, masyarakat lebih banyak mengalokasikan penghasilan untuk konsumsi dan cicilan,” ungkap Bambang.
Digitalisasi juga menjadi perhatian. Hingga Agustus 2025, terdapat lebih dari 1,003 juta merchant QRIS dengan pengguna aktif mencapai 1,43 juta orang.
“QRIS ini luar biasa, menjadi game changer bagi UMKM. Mereka bisa menerima pembayaran dengan mudah, cepat, dan aman. Namun, tantangan kita adalah pemerataan. Saat ini, lebih dari 55 persen merchant masih terkonsentrasi di Palembang,” jelasnya.
Untuk mendorong distribusi lebih merata, BI Sumsel melaksanakan program Gebyar QRIS di Muara Enim dan OKU Selatan, meluncurkan QRIS Tap Mpos DAMRI, serta merencanakan roadshow digitalisasi ke daerah lain pada tahun depan.
Meski optimis, Bambang mengingatkan pentingnya transformasi ekonomi jangka panjang. “Kita harus masuk ke fase transformasi dengan memperkuat SDM, mendorong hilirisasi, dan mengembangkan riset berbasis komoditas unggulan seperti sawit, karet, dan kopi,” katanya.