Sumsel.co - Sejumlah pelajar di Sumatera Selatan kembali mengalami dugaan keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kejadian terbaru dialami siswa SD Negeri 178 Palembang. Sebelumnya, insiden serupa pernah dilaporkan di Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu (OKU), Empat Lawang, serta Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menegaskan pihaknya masih menunggu arahan dari pemerintah pusat terkait langkah lanjutan program tersebut.
"Kita di daerah ini masih menunggu petunjuk teknis (juknis), semalam kan sedang dirapatkan. Kita tunggu dulu hasil dan petunjuk teknisnya," ujar Deru, Senin (29/9/2025).
Ia menilai tindak lanjut harus mengacu pada keputusan pusat, karena program ini bersifat nasional, bukan kewenangan per daerah.
"Jadi, tentu kita secara teknis butuh petunjuk dari pusat. Apa sih peran daerah, di dalam distribusi MBG ini. Jadi kita tunggu saja," kata Deru.
"Kalau selama ini kan, pemda hanya dalam faktor pengawasan jika diminta," sambungnya.
Deru juga menambahkan, evaluasi terhadap satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang bertugas dalam distribusi belum dapat dilakukan.
"Belum berani kita, tunggu juknis," ujarnya.
Adapun sejumlah kasus sebelumnya terjadi di beberapa kabupaten/kota. Pada 23 September 2025, 12 siswa SMPN 9 OKU dilaporkan mengalami gejala mual, muntah, pusing, hingga sakit perut. Dua hari kemudian, sebanyak 12 siswa SDN 178 Palembang juga diduga keracunan setelah menyantap MBG.
Selain itu, siswi SDN 8 Kayu Agung, Kabupaten OKI, menemukan ulat belatung pada menu makanan mereka. Diduga belatung itu berasal dari telur saus sambal yang disajikan.
Catatan lain, kasus serupa pernah menimpa 80 siswa di OKI, 8 siswa di Empat Lawang, dan 174 siswa di PALI.