Moda Transportasi Tradisional di Palembang: Warisan Budaya yang Tetap Bertahan

Selasa 23 Sep 2025, 22:37 WIB
Moda Transportasi Tradisional di Palembang: Warisan Budaya yang Tetap Bertahan (Sumber: pinterest.com | Foto: Nuwaira Fathia)

Moda Transportasi Tradisional di Palembang: Warisan Budaya yang Tetap Bertahan (Sumber: pinterest.com | Foto: Nuwaira Fathia)

Sumsel.co - Palembang, ibu kota Sumatera Selatan, tidak hanya terkenal dengan Jembatan Ampera dan kuliner pempeknya, tetapi juga memiliki moda transportasi tradisional yang kaya nilai budaya. Sejak dahulu, masyarakat Palembang hidup berdampingan dengan Sungai Musi, sehingga transportasi air menjadi bagian penting dalam aktivitas sehari-hari. Kini, meski modernisasi berkembang pesat, moda transportasi tradisional di Palembang masih dapat ditemukan dan menjadi daya tarik tersendiri, baik bagi warga lokal maupun wisatawan.

Artikel ini akan membahas ragam moda transportasi tradisional di Palembang, nilai sejarahnya, serta peranannya dalam pariwisata.

Sejarah Transportasi Tradisional di Palembang

Palembang dikenal sebagai "Venesia dari Timur", julukan yang merujuk pada kehidupan masyarakat yang sangat bergantung pada sungai. Sungai Musi dan anak-anak sungainya menjadi jalur utama transportasi sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Pada masa itu, kapal kayu, rakit, hingga perahu sederhana digunakan untuk berdagang, berpergian, maupun berinteraksi antarwilayah.

Transportasi tradisional ini bukan hanya sarana mobilitas, tetapi juga saksi bisu perjalanan sejarah Palembang sebagai pusat perdagangan maritim di Nusantara.

Jenis Moda Transportasi Tradisional di Palembang

1. Perahu Ketek

Perahu ketek adalah salah satu moda transportasi tradisional yang paling ikonik di Palembang. Perahu kecil berbahan kayu ini digerakkan oleh mesin diesel dengan suara khas “tek-tek-tek” yang menjadi asal-usul namanya.

  • Fungsi: Menghubungkan antar kampung di sepanjang Sungai Musi.
  • Daya tarik wisata: Wisatawan dapat naik perahu ketek untuk menyusuri Sungai Musi dan menikmati pemandangan Jembatan Ampera serta rumah-rumah panggung khas Palembang.

2. Rakit Tradisional

Rakit kayu pernah menjadi sarana penting bagi masyarakat Palembang. Dahulu, rakit bukan hanya alat transportasi, tetapi juga dijadikan tempat tinggal sementara. Banyak keluarga hidup di atas rakit yang dilengkapi dengan atap sederhana.

Saat ini, rakit tradisional lebih banyak digunakan untuk wisata budaya dan acara khusus, namun nilainya sebagai warisan sejarah tetap besar.

3. Biduk

Biduk adalah perahu kayu tanpa mesin yang digerakkan dengan dayung. Moda transportasi ini banyak digunakan di daerah rawa dan sungai kecil. Meski sederhana, biduk mencerminkan kearifan lokal masyarakat Palembang dalam memanfaatkan sumber daya alam.

Peran Moda Transportasi Tradisional di Palembang

1. Sebagai Warisan Budaya

Moda transportasi tradisional adalah identitas masyarakat Palembang yang merefleksikan kehidupan berbasis sungai. Keberadaannya mengingatkan generasi muda akan sejarah dan tradisi yang pernah berjaya.

2. Daya Tarik Wisata

Perahu ketek dan rakit kini menjadi bagian dari paket wisata sungai di Palembang. Banyak turis domestik maupun mancanegara yang tertarik mencoba sensasi menyusuri Sungai Musi menggunakan moda transportasi tradisional ini.

3. Pendukung Ekonomi Lokal

Keberadaan transportasi tradisional memberi peluang ekonomi bagi masyarakat. Pengemudi perahu ketek, misalnya, mendapatkan penghasilan dari jasa angkutan maupun wisatawan.

Tantangan dan Pelestarian

Reporter
puji
Editor

Berita Terkait

News Update