BPBD Sumsel Kerahkan Helikopter dan Tim Darat Padamkan Karhutla di OKI

Rabu 15 Okt 2025, 16:19 WIB
Petugas BPBD Sumsel melakukan pemadaman karhutla di Rambai, Kabupaten OKI (Sumber: Istimewa)

Petugas BPBD Sumsel melakukan pemadaman karhutla di Rambai, Kabupaten OKI (Sumber: Istimewa)

Sumsel.co - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan terus berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Rambai, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Operasi dilakukan melalui jalur darat dan udara menggunakan helikopter water bombing.

Menurut Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, hingga Selasa (14/10/2025), proses pemadaman sudah memasuki hari ketiga dengan luas lahan terbakar mencapai sekitar tiga hektare.

“Hari ini pemadaman hari ketiga, mudah-mudahan bisa dipadamkan agar tidak meluas,” kata Sudirman di Palembang.

Ia menjelaskan, pada upaya sebelumnya helikopter water bombing telah melakukan 28 kali penyiraman di titik api. Namun, kondisi bahan bakar alami di lokasi yang melimpah membuat api sulit dikendalikan.

“Melimpahnya bahan bakaran membuat tempat itu sulit dipadamkan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Wilayah Sumatera, Ferdian Kristanto, mengungkapkan bahwa tim Manggala Agni juga dikerahkan untuk memperkuat pemadaman melalui jalur darat.

“Kemarin personel Manggala Agni OKI sudah ke lokasi yang terbakar. Upaya pemadaman kemarin belum selesai, sehingga dilanjutkan pagi tadi. Saat ini masih proses pemadamannya,” kata Ferdian.

Ia menambahkan, kondisi di lokasi kini mulai berangsur kondusif meski masih menyisakan beberapa titik api.

“Bahan bakaran melimpah, angin juga kencang sehingga membuat pemadaman terkendala. Namun, lokasi karhutla sudah mulai kondusif. Tinggal sedikit lagi, tapi perlu dituntaskan,” ujarnya.

Ferdian juga menyebutkan bahwa wilayah tersebut memang kerap mengalami kebakaran setiap tahun, meskipun penyebab pastinya belum diketahui secara pasti.

“Sudah diduga, apakah warga untuk membuka lahan atau hanya sebagai tanda kepemilikan. Karena titik-titik yang terbakar setiap tahun juga tidak ditanam apapun. Perlu penelusuran lebih jauh,” kata dia.

Reporter
puji
Editor

Berita Terkait

News Update