Sumsel.co - Sultan Iskandar Muda adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Nusantara, terutama dalam perkembangan Kesultanan Aceh Darussalam pada abad ke-17. Di bawah kepemimpinannya, Aceh mencapai masa keemasan baik dalam bidang politik, ekonomi, militer, maupun agama. Tokoh Sultan Iskandar Muda dikenal bukan hanya sebagai raja yang gagah berani, tetapi juga sebagai pemimpin visioner yang menjunjung tinggi keadilan dan pengetahuan.
Artikel ini akan mengulas latar belakang Sultan Iskandar Muda, masa pemerintahannya, kebijakan luar biasa yang membuat Aceh disegani dunia, serta warisan penting yang masih terasa hingga kini.
Latar Belakang Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda lahir sekitar tahun 1590 di Banda Aceh. Nama kecilnya adalah Meurah Pupok, dan ia merupakan keturunan langsung dari keluarga bangsawan Kesultanan Aceh. Ayahnya, Sultan Mansur Syah, adalah salah satu bangsawan terkemuka, sementara ibunya berasal dari keluarga kerajaan Pahang di Semenanjung Malaya.
Sejak muda, latar belakang Sultan Iskandar Muda telah membentuknya menjadi pribadi tangguh dan berwawasan luas. Ia mendapat pendidikan agama yang kuat dan juga dilatih dalam strategi perang. Jiwa kepemimpinannya mulai tampak sejak muda, terutama ketika ia ikut serta dalam berbagai ekspedisi militer Aceh.
Pada tahun 1607, setelah melalui berbagai perjuangan politik dan konflik internal, Meurah Pupok naik tahta dan dikenal dengan gelar Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam. Dari sinilah kisah kejayaan Aceh dimulai.
Masa Keemasan di Bawah Kepemimpinan Sultan Iskandar Muda
1. Kekuatan Militer yang Disegani
Sultan Iskandar Muda dikenal sebagai ahli strategi perang yang luar biasa. Di bawah kepemimpinannya, armada laut Aceh menjadi salah satu yang terkuat di Asia Tenggara. Ia berhasil menaklukkan beberapa wilayah penting seperti Pahang, Kedah, dan sebagian Semenanjung Malaya.
Aceh bahkan menjadi rival kuat bagi Portugis yang kala itu menguasai Malaka. Keberanian dan strategi Tokoh Sultan Iskandar Muda membuat banyak kerajaan di sekitar Selat Malaka segan terhadap kekuatan Aceh.
2. Kemajuan Ekonomi dan Perdagangan
Selain militer, Sultan Iskandar Muda juga memperkuat sektor ekonomi. Aceh dikenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dan emas, menjadikannya salah satu wilayah paling makmur di Asia Tenggara pada masa itu.
Pelabuhan Aceh ramai oleh pedagang dari Arab, India, Turki, dan bahkan Eropa. Kebijakan ekonomi yang bijak menjadikan Kesultanan Aceh sebagai kekuatan ekonomi regional yang diperhitungkan.
3. Pengembangan Agama dan Pendidikan
Sultan Iskandar Muda juga menaruh perhatian besar pada agama Islam dan pendidikan. Ia mendirikan banyak pusat ilmu dan mendatangkan ulama terkenal dari Timur Tengah. Pada masa itu, Aceh dikenal sebagai “Serambi Mekkah” karena menjadi pusat penyebaran Islam di Nusantara.
Beberapa tokoh besar seperti Syamsuddin As-Sumatrani dan Nuruddin Ar-Raniri menjadi penasehat istana, menandakan tingginya perhatian sultan terhadap ilmu dan spiritualitas.