Martha Christina Tiahahu: Profil Lengkap Pahlawan Perempuan Pemberani dari Maluku

Sabtu 18 Okt 2025, 13:45 WIB
Martha Christina Tiahahu (Sumber: Wikipedia.org)

Martha Christina Tiahahu (Sumber: Wikipedia.org)

Sumsel.co - Nama Martha Christina Tiahahu tercatat abadi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sebagai simbol keberanian dan semangat juang kaum muda, khususnya perempuan. Ia bukan hanya seorang gadis biasa dari Maluku, tetapi juga seorang pejuang yang ikut mengangkat senjata melawan penjajahan Belanda.

Dalam profil lengkap Martha Christina Tiahahu, kita dapat melihat bagaimana tekad dan semangatnya melampaui usia muda, membuktikan bahwa cinta tanah air tidak mengenal gender maupun usia.

Awal Kehidupan dan Latar Belakang

Masa Kecil di Tanah Maluku

Martha Christina Tiahahu lahir pada 4 Januari 1800 di desa Abubu, Pulau Nusalaut, Maluku. Ia merupakan putri dari Kapitan Paulus Tiahahu, seorang pemimpin pasukan rakyat yang berjuang bersama Kapitan Pattimura (Thomas Matulessy).

Sejak kecil, Martha tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan semangat perlawanan terhadap penjajahan. Didikan ayahnya membuat ia mengenal arti keberanian, tanggung jawab, dan cinta tanah air sejak dini.

Pengaruh Ayah dan Lingkungan

Sebagai anak seorang kapitan, Martha sering menyaksikan langsung perjuangan rakyat Maluku melawan kekuasaan Belanda. Pengalaman itu menumbuhkan rasa nasionalisme dan keberanian yang luar biasa dalam dirinya. Ia sering mendampingi ayahnya dalam pertemuan para pejuang, dan dari sanalah semangat perjuangannya semakin kuat.

Perjuangan Melawan Penjajah

Bergabung dengan Pasukan Pattimura

Saat meletusnya Perang Pattimura pada tahun 1817, Martha Christina Tiahahu yang baru berusia 17 tahun sudah terjun langsung ke medan perang. Ia ikut dalam barisan pasukan yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura dan ayahnya sendiri.

Dalam setiap pertempuran, Martha tidak hanya menjadi penyemangat, tetapi juga ikut memegang senjata. Keberaniannya membuat banyak prajurit laki-laki kagum. Ia dikenal pantang mundur, bahkan ketika menghadapi pasukan Belanda yang jauh lebih kuat dan bersenjata lengkap.

Ketika Ditangkap Belanda

Sayangnya, perjuangan heroik itu harus berakhir tragis. Setelah Kapitan Pattimura ditangkap pada akhir 1817, Martha dan ayahnya pun akhirnya ditawan oleh Belanda. Ayahnya dieksekusi mati, sementara Martha menolak tunduk dan tetap menunjukkan keberaniannya meski dalam penjara.

Belanda berencana mengirimnya ke Jawa untuk dijadikan pekerja paksa, tetapi dalam perjalanan menuju Batavia, Martha jatuh sakit. Ia menolak makan dan akhirnya meninggal di atas kapal pada 2 Januari 1818, dua hari sebelum ulang tahunnya yang ke-18. Jenazahnya kemudian dilarung ke Laut Banda — tempat terakhir pengabdian seorang gadis pemberani kepada bangsanya.

Warisan dan Penghargaan

Simbol Keberanian Perempuan Indonesia

Kisah hidup Martha Christina Tiahahu bukan sekadar catatan sejarah, tetapi juga warisan moral bagi generasi muda. Ia menjadi simbol perjuangan perempuan Indonesia yang berani, cerdas, dan pantang menyerah.

Pemerintah Republik Indonesia kemudian menetapkan Martha Christina Tiahahu sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1969. Tanggal 2 Januari kini diperingati sebagai Hari Martha Christina Tiahahu, terutama oleh masyarakat Maluku.

Nama yang Diabadikan

Reporter
puji
Editor

Berita Terkait

News Update