79 Persen Wilayah Sumsel Masuki Musim Kemarau, BMKG: Waspadai Potensi Karhutla dan Kurangi Pembakaran Lahan

Selasa 22 Jul 2025, 09:34 WIB
Jembatan Ampera (Sumber: Istimewa)

Jembatan Ampera (Sumber: Istimewa)

Sumsel.co - Sebagian besar wilayah di Provinsi Sumatera Selatan kini telah memasuki musim kemarau. Berdasarkan data terbaru yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebanyak 79 persen wilayah Sumsel sudah mengalami penurunan curah hujan secara signifikan sejak awal Juni 2025.

Kepala Unit Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Sinta Andayani, mengungkapkan bahwa dari 14 Zona Musim (ZOM) yang ada, sebanyak 11 zona telah resmi berada dalam periode kemarau sejak dasarian pertama Juni 2025.

Meskipun sempat terjadi hujan di sejumlah daerah pada awal Juli, secara umum intensitas curah hujan di wilayah Sumsel tetap berada di bawah 50 mm per dasarian. Kondisi ini mencerminkan bahwa sebagian besar wilayah sudah benar-benar mengalami musim kemarau. Pengecualian hanya terjadi di beberapa bagian kecil Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dan Ogan Komering Ilir (OKI).

"Data pemutakhiran hingga 20 Juli 2025 menunjukkan bahwa Hari Tanpa Hujan -HTH- terpanjang tercatat di ARG Batu Lintang Kecamatan Ulu Musi Kabupaten Empat Lawang, yaitu selama 15 hari," katanya.

Menurut Sinta, saat ini mayoritas wilayah masih berada dalam kategori HTH sangat pendek, yakni antara 1 hingga 5 hari. Namun, dengan curah hujan yang terus menurun, durasi hari tanpa hujan diperkirakan akan semakin panjang. Hal ini dikhawatirkan dapat memicu peningkatan titik panas (hotspot) serta meningkatkan risiko terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Menghadapi kondisi ini, BMKG mengingatkan masyarakat untuk tidak membakar lahan, lebih bijak dalam penggunaan air.

Reporter
Arief
Editor

Berita Terkait

News Update