Seruit Lampung vs Pindang Sumsel: Mana yang Lebih Gurih?

Senin 13 Okt 2025, 15:36 WIB
Seruit Lampung vs Pindang Sumsel: Mana yang Lebih Gurih? (Sumber: pinterest.com | Foto: Widya)

Seruit Lampung vs Pindang Sumsel: Mana yang Lebih Gurih? (Sumber: pinterest.com | Foto: Widya)

Sumsel.co - Indonesia dikenal sebagai negeri dengan kekayaan kuliner yang luar biasa. Dari ujung barat hingga timur, setiap daerah punya cita rasa khas yang menggoda. Dua di antaranya yang sering diperbincangkan karena sama-sama berbahan dasar ikan adalah Seruit khas Lampung dan Pindang khas Sumatera Selatan.

Keduanya menawarkan kelezatan gurih yang memikat, namun dengan karakter rasa yang berbeda. Pertanyaannya: Seruit Lampung vs Pindang Sumsel, mana yang lebih gurih? Yuk, kita bahas lebih dalam!

Seruit Lampung: Kelezatan Segar dari Sungai dan Tempoyak

Asal Usul dan Filosofi Seruit

Seruit merupakan makanan tradisional khas masyarakat Lampung, terutama dari wilayah Lampung bagian selatan. Hidangan ini awalnya disajikan dalam acara adat, pesta pernikahan, hingga pertemuan keluarga besar.
Lebih dari sekadar makanan, Seruit adalah simbol kebersamaan dan kekeluargaan. Biasanya, satu wadah besar Seruit disantap bersama-sama oleh anggota keluarga atau tetangga, menciptakan suasana hangat dan akrab.

Cita Rasa dan Bahan Utama

Seruit dibuat dari ikan sungai seperti baung, patin, atau nila yang digoreng atau dibakar, kemudian disiram sambal terasi khas Lampung. Sambalnya sering dicampur dengan tempoyak (fermentasi durian), mangga muda, atau jeruk limau untuk menambah cita rasa asam segar.

Rasanya benar-benar unik — perpaduan pedas, asam, gurih, dan segar yang membangkitkan selera makan. Aroma khas dari tempoyak memberi karakter tersendiri bagi Seruit, menjadikannya kuliner yang tak terlupakan bagi siapa pun yang mencobanya.

Cara Menikmati Seruit

Seruit paling nikmat disantap bersama nasi hangat dan lalapan seperti daun singkong, terong rebus, atau jengkol muda. Setiap suapan menghadirkan sensasi segar dan pedas yang menyatu sempurna di lidah.

Pindang Sumsel: Gurih Rempah dari Sungai Musi

Sejarah dan Makna Pindang

Dari Provinsi Sumatera Selatan, kita mengenal hidangan legendaris bernama Pindang. Di Palembang dan sekitarnya, Pindang telah menjadi ikon kuliner yang wajib dicoba oleh siapa pun yang berkunjung.
Hidangan ini mencerminkan keramahan masyarakat Sumsel: sederhana, hangat, dan penuh makna kebersamaan.

Cita Rasa dan Bahan Utama

Berbeda dengan Seruit yang cenderung kering dan pedas segar, Pindang disajikan berkuah kaya rempah. Ikan patin, baung, atau gabus direbus bersama serai, daun salam, lengkuas, cabai, dan asam segar dari nanas atau belimbing wuluh.
Kuahnya yang kekuningan atau kecokelatan memancarkan aroma rempah yang harum, menggugah selera sejak pertama kali disajikan. Rasanya gurih, pedas, dan segar sekaligus menenangkan — cocok disantap kapan pun, terutama saat cuaca dingin.

Variasi Pindang di Sumatera Selatan

Setiap daerah di Sumsel memiliki versi Pindangnya sendiri.

  • Pindang Patin Palembang terkenal dengan kuah asam pedasnya yang kuat.
  • Pindang Pegagan lebih ringan dan segar, khas daerah pedesaan.
  • Pindang Tulang menggunakan iga sapi, menghadirkan rasa gurih yang berbeda.

Keragaman ini menunjukkan betapa kaya budaya kuliner Sumsel yang diwariskan turun-temurun.

Perbandingan Rasa: Seruit vs Pindang, Siapa yang Lebih Gurih?

Meski sama-sama berbasis ikan dan bercita rasa gurih, Seruit Lampung dan Pindang Sumsel memiliki keunikan tersendiri.
Seruit menonjol dengan sensasi segar dan pedas tajam dari sambal terasi, mangga muda, dan tempoyak. Gurihnya berasal dari ikan yang digoreng atau dibakar, lalu dipadu dengan sambal segar yang menggigit.
Sebaliknya, Pindang Sumsel menghadirkan gurih yang lembut dan hangat dari kuah rempahnya. Perpaduan asam, pedas, dan rempah menciptakan rasa kompleks namun seimbang.

Reporter
puji
Editor

Berita Terkait

News Update