Dewi Sartika: Pelopor Pendidikan Perempuan Indonesia yang Menginspirasi Sepanjang Masa

Sabtu 18 Okt 2025, 23:47 WIB
Dewi Sartika (Sumber: Wikipedia.org)

Dewi Sartika (Sumber: Wikipedia.org)

Sumsel.co - Nama Dewi Sartika selalu dikenang sebagai salah satu pahlawan perempuan Indonesia yang memperjuangkan hak pendidikan bagi kaum wanita di masa penjajahan Belanda. Dalam sejarah bangsa, beliau dikenal sebagai sosok yang berani, cerdas, dan berwawasan luas. Melalui perjuangannya, perempuan Indonesia akhirnya memiliki kesempatan untuk menimba ilmu dan berperan aktif dalam masyarakat.

Artikel ini akan membahas biografi Dewi Sartika, sejarah hidup Dewi Sartika, serta warisan perjuangannya yang tetap relevan hingga hari ini.

Biografi Dewi Sartika

Dewi Sartika lahir pada 4 Desember 1884 di Cicalengka, Bandung, Jawa Barat. Ia adalah putri dari Raden Somanagara dan Nyi Raden Ayu Rajapermas. Sejak kecil, Dewi Sartika sudah menunjukkan kecerdasan dan semangat belajar yang tinggi. Meskipun pada masa itu perempuan belum mendapatkan akses pendidikan yang layak, Dewi Sartika justru mendapatkan dorongan dari keluarganya untuk menimba ilmu.

Ketika ayahnya diasingkan oleh Belanda, kehidupan Dewi Sartika berubah drastis. Namun, semangatnya untuk belajar dan mengajar tidak pernah padam. Ia mulai belajar bahasa Belanda dan berbagai keterampilan rumah tangga, yang kelak menjadi dasar berdirinya sekolah khusus perempuan.

Sejarah Hidup Dewi Sartika dan Awal Perjuangannya

Setelah dewasa, Dewi Sartika menyadari bahwa banyak perempuan di sekitarnya tidak mendapatkan kesempatan untuk bersekolah. Hal ini membuatnya terdorong untuk menciptakan ruang belajar bagi kaum wanita agar mereka bisa mandiri dan berpengetahuan.

Pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika mendirikan sekolah bernama Sekolah Istri di Bandung. Sekolah ini menjadi lembaga pendidikan pertama di Indonesia yang dikhususkan untuk perempuan pribumi. Kurikulum yang diajarkan tidak hanya keterampilan rumah tangga, tetapi juga membaca, menulis, berhitung, serta etika dan budaya.

Dalam waktu singkat, Sekolah Istri berkembang pesat. Banyak masyarakat yang mulai menyadari pentingnya pendidikan bagi perempuan. Bahkan, pada tahun 1910, sekolah ini berubah nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Istri (Sekolah Keutamaan Istri) dan tersebar ke berbagai daerah di Jawa Barat.

Pemikiran dan Perjuangan Dewi Sartika

Dewi Sartika percaya bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk kemajuan perempuan. Ia berpandangan bahwa perempuan tidak hanya bertugas di ranah domestik, tetapi juga harus memiliki kemampuan berpikir kritis dan wawasan luas agar dapat mendukung kemajuan bangsa.

Ia juga menekankan pentingnya nilai moral dan budi pekerti dalam pendidikan. Bagi Dewi Sartika, perempuan yang berpendidikan tinggi tetap harus menjunjung nilai kesopanan dan tanggung jawab terhadap keluarga serta masyarakat.

Melalui pemikiran-pemikirannya ini, Dewi Sartika menjadi pelopor emansipasi wanita Indonesia, sejajar dengan tokoh lain seperti R.A. Kartini dan Cut Nyak Dien.

Penghargaan dan Warisan Sejarah Dewi Sartika

Atas jasa dan dedikasinya, Dewi Sartika dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1966. Namanya diabadikan dalam berbagai lembaga pendidikan, jalan, hingga taman kota di seluruh Indonesia.

Reporter
puji
Editor

Berita Terkait

News Update