Sumsel.co - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) bersiap menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seiring datangnya musim kemarau tahun ini.
Salah satu langkah preventif yang diambil adalah menggelar apel kesiapsiagaan pada 15 Juli 2025 mendatang.
Apel siaga tersebut akan dipusatkan di Griya Agung, Palembang, dan dijadwalkan dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Budi Gunawan.
Sekretaris Daerah Sumsel Edward Candra menyampaikan bahwa apel ini bertujuan untuk mengevaluasi kesiapan personel, alat pendukung, dan koordinasi lintas sektor dalam penanganan karhutla di wilayah Sumsel.
"Apel ini bentuk kesiapsiagaan kita menghadapi potensi karhutla di Sumsel, mengecek kekuatan personel, peralatan, dan koordinasi lintas sektor," ujar Edward, Kamis (26/6/2025).
Kegiatan tersebut akan melibatkan sekitar 1.181 personel gabungan dari berbagai unsur, termasuk TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Manggala Agni, Dinas Kesehatan, serta sejumlah instansi terkait lainnya.
Menurut Edward, apel juga akan dihadiri oleh pihak perusahaan yang memiliki izin konsesi lahan di Sumsel. Mereka turut ambil bagian dalam simulasi penanganan karhutla yang akan digelar dalam rangkaian kegiatan apel.
"Apel juga akan diikuti perusahaan pemegang konsesi lahan. Simulasi penanganan karhutla juga akan dilakukan saat apel nanti," katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahbana menuturkan bahwa meskipun lahan gambut di beberapa wilayah Sumsel saat ini masih dalam kondisi basah, langkah antisipasi tetap harus dilakukan secara dini, terutama menjelang puncak kemarau yang diperkirakan terjadi pada Juli hingga Agustus.
"Untuk tahun ini diprediksi kemarau basah. Lahan gambut juga masih basah. Kita nanti juga akan mengusulkan operasi modifikasi cuaca (OMC), nanti pusat yang akan menentukan kapan jadwalnya," ungkap Iqbal.
Sebagai bentuk kesiapan tambahan, Pemprov Sumsel juga mengusulkan dukungan empat unit helikopter untuk mendukung penanganan karhutla, dengan satu unit untuk patroli udara dan tiga unit lainnya untuk keperluan water bombing.