Sumsel.co - Duka mendalam menyelimuti Suharti (19), istri almarhum Asril Wahyudi (28), seorang sopir truk yang menjadi korban pembunuhan sadis di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Asril ditemukan tewas terbakar bersama truk yang dikemudikannya di area perkebunan tebu Desa Seri Bandung, Kecamatan Tanjung Batu, Senin (13/10/2025) pagi.
Suharti kini harus menjalani hidup seorang diri setelah dua tahun menikah tanpa dikaruniai anak. Ia menyerahkan seluruh proses hukum kepada aparat penegak hukum.
“Saya percayakan proses hukum kepada aparat berwenang,” ujarnya kepada awak media di rumahnya di kawasan Gandus, Palembang, Minggu (26/10/2025).
Perempuan muda itu berharap pelaku mendapatkan hukuman seadil-adilnya.
“Harapan kami, tersangka dihukum seadil-adilnya. Nyawa dibalas nyawa,” ucapnya lirih.
Ia menceritakan, suaminya pamit keluar rumah pada Sabtu (11/10/2025) petang untuk bekerja. Malam harinya, Suharti sempat berkomunikasi lewat telepon. Namun, sejak Minggu malam, panggilan dan video call yang ia lakukan tidak lagi direspons.
“Sekitar jam 23.30 saya video call, berdering, tapi tidak direspons. Setelah itu saya tidur,” tuturnya.
Keesokan harinya, Suharti mendapat kabar memilukan bahwa truk tronton dengan nomor polisi B 9098 UIU milik suaminya terbakar.
“Saya tadinya berharap suami selamat. Entah dia menyelamatkan diri ke mana, seperti itu,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Tiga Pelaku Sudah Ditangkap
Kapolres Ogan Ilir, AKBP Bagus Suryo Wibowo, memastikan bahwa tiga dari empat pelaku sudah ditangkap dan ditahan.
“Para tersangka dijerat Pasal 365 ayat (3) tentang pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan kematian. Kemudian Pasal 338, 339, dan 340 KUHP tentang pembunuhan serta pembunuhan berencana,” jelasnya.
“Ancaman hukumannya pidana penjara seumur hidup,” tambah Bagus.
Tiga tersangka yang telah diamankan adalah Agung Sanjaya, Adam, dan Ridho Saputra, sementara satu tersangka lain berinisial I masih buron.
Pengakuan Otak Pembunuhan
Agung Sanjaya, otak pembunuhan, mengaku menyesal telah menghabisi nyawa Asril. Ia mengeksekusi korban dengan cara mencekik dan merencanakan perampasan uang serta kendaraan korban.
“Nyesel, nyesel sekali kepada keluarga korban dan masyarakat saya selaku pelaku memohon maaf atas kejadian ini. Saya merasa khilaf,” katanya sambil menangis, Jumat (24/10/2025).
Agung berdalih bahwa dirinya merasa terdesak dan panik.
“Aku merasa tertekan karena mereka bertiga (pelaku) ini kalau tidak aku lakukan, aku juga yang cacat, nama aku yang jahat, karena yang mengajak kerja ini kan tahunya dengan aku, sedangkan mereka gak tahu,” ungkapnya.
Selain membakar truk dan membunuh korban, pelaku juga mengambil uang sebesar Rp214 ribu dari saku korban.
“Itu untuk ongkos balik, setelah itu beli makan dan rokok, kami balik ke rumah masing-masing, aku ke rumah bini aku,” ujarnya.
Agung sempat meminta maaf langsung kepada keluarga korban.
“Sampai aku sujud di kaki keluarga korban, sesujud-sujudnya aku tapi keluarga korban masih dak ridho,” paparnya.
Ia mengaku sangat menyesal karena tidak memikirkan nasib istri dan anaknya saat melakukan tindakan keji tersebut.
“Tidak terpikir dan hilang penglihatan aku, lah gelap pikiran hati nurani aku tadi lah katek lagi, karena lah merasa tertekan karena tiga orang tadi,” ucapnya.
Kasus ini kini masih dalam penyidikan intensif oleh Polres Ogan Ilir untuk memburu satu pelaku yang belum tertangkap.

