Sumsel.co - Provinsi Sumatera Selatan kembali menarik perhatian investor global. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Sumsel, Singapura menanamkan investasi senilai Rp3,52 triliun atau 79 persen dari total penanaman modal asing (PMA) di wilayah ini. Angka tersebut menjadi bukti nyata bahwa kepercayaan investor luar negeri terhadap Sumsel terus menguat di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Bambang Pramono, mengungkapkan bahwa capaian investasi hingga triwulan II 2025 telah mencapai lebih dari 62 persen dari target RPJMD. “Realisasi investasi hingga triwulan II sudah mencapai lebih dari 62 persen dari target RPJMD. Ini capaian luar biasa yang harus kita jaga bersama,” ujarnya saat 2nd Sriwijaya Economic Forum di Palembang, Selasa (21/10/2025).
Berdasarkan laporan BI, total realisasi investasi di Sumsel pada triwulan II 2025 mencapai Rp12,67 triliun. Dari jumlah tersebut, sektor PMA menyumbang Rp3,09 triliun, dengan porsi terbesar mengalir ke Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Daerah ini kini menjadi magnet baru bagi investor asing, terutama di sektor industri kertas dan percetakan.
“OKI berhasil membuktikan diri sebagai salah satu kawasan industri yang paling siap menyerap investasi asing, terutama di sektor industri kertas dan percetakan,” tutur Bambang.
Sementara itu, Kota Palembang tetap memimpin dalam hal penanaman modal dalam negeri (PMDN) dengan nilai investasi mencapai Rp3,72 triliun. Kombinasi PMA dan PMDN tersebut menempatkan Palembang sebagai pusat motor ekonomi Sumatera Selatan.
Namun, tren terbaru menunjukkan bahwa arus investasi kini mulai bergeser secara merata ke daerah lain, seperti Muara Enim dan Lahat. Menurut Bambang, pemerataan ini merupakan pertanda positif bagi pembangunan ekonomi jangka panjang.
“Pergeseran ini menandakan pemerataan aktivitas ekonomi mulai terjadi. Kalau dulu investasi terpusat di Palembang, sekarang daerah lain sudah berani bersaing dalam hal kesiapan infrastruktur, perizinan, dan sumber daya manusia,” jelasnya.
Selain Singapura, investor dari Tiongkok dan Belanda juga turut menanamkan modalnya di Sumatera Selatan. “Dominasi Singapura menunjukkan bahwa investor global masih melihat Sumsel sebagai daerah dengan potensi pertumbuhan yang sangat besar,” kata Bambang.
Ia menambahkan, kualitas investasi kini menjadi faktor utama yang harus dijaga oleh pemerintah daerah. “Investasi yang baik adalah investasi yang menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kapasitas produksi lokal. Saat ini, sudah lebih dari 16.000 tenaga kerja terserap berkat masuknya proyek-proyek baru di Sumatera Selatan,” ujarnya.
Dengan letak geografis strategis, ketersediaan energi melimpah, serta infrastruktur yang terus berkembang seperti jalan tol dan pelabuhan, Sumatera Selatan dinilai siap menjadi sumbu ekonomi baru di kawasan barat Indonesia.
“Kami optimistis, selama ekosistem investasi terus dijaga, Sumatera Selatan bisa tumbuh di atas 5,5 persen pada akhir tahun ini,” ungkap Bambang.

