Sumsel.co - Mayjen S. Parman adalah salah satu sosok penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia dikenal sebagai seorang perwira Angkatan Darat yang memiliki integritas tinggi, disiplin, dan nasionalisme yang kuat. Nama lengkapnya adalah Mayor Jenderal Siswondo Parman, lahir di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 4 Agustus 1918.
Sejak muda, Mayjen S. Parman menunjukkan ketertarikan besar terhadap dunia militer dan ilmu pengetahuan. Ia menempuh pendidikan di Geneeskundige Hoge School (Sekolah Tinggi Kedokteran) di Jakarta sebelum bergabung dengan dunia kemiliteran. Kepeduliannya terhadap bangsa dan cita-cita kemerdekaan Indonesia mendorongnya untuk ikut serta dalam perjuangan melawan penjajahan.
Awal Perjalanan Karier Militer
Kisah hidup Mayjen S. Parman dimulai dari pengabdiannya di masa pendudukan Jepang. Ia pernah bergabung dengan Peta (Pembela Tanah Air), sebuah organisasi semi-militer bentukan Jepang yang menjadi wadah bagi para pemuda Indonesia untuk belajar disiplin dan strategi perang.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945, S. Parman aktif dalam mempertahankan kedaulatan negara. Ia kemudian bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kelak menjadi cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kemampuannya dalam intelijen dan kedisiplinannya membuatnya dipercaya menduduki berbagai posisi penting di tubuh militer.
Peran Penting di Bidang Intelijen
Sebagai seorang perwira yang memiliki kecerdasan dan ketelitian tinggi, Mayjen S. Parman kemudian dipercaya menjabat sebagai Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat Bidang Intelijen. Dalam posisi ini, ia berperan penting dalam memantau keamanan nasional dan mendeteksi potensi ancaman terhadap negara.
S. Parman dikenal sebagai sosok yang tegas dan berintegritas. Ia tidak mudah dipengaruhi, dan selalu berpegang teguh pada nilai-nilai moral serta loyalitas kepada bangsa dan negara. Dalam berbagai laporan intelijen, S. Parman selalu menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap gerakan subversif, terutama yang mengancam ideologi Pancasila.
Tragedi G30S/PKI: Akhir yang Heroik
Kisah hidup Mayjen S. Parman mencapai puncak dramatis pada peristiwa G30S/PKI tahun 1965. Pada tanggal 1 Oktober 1965, ia menjadi salah satu dari tujuh perwira tinggi Angkatan Darat yang diculik dan dibunuh secara kejam oleh anggota Gerakan 30 September/PKI.
Mayjen S. Parman ditangkap di rumahnya dan dibawa ke Lubang Buaya, tempat para korban disiksa sebelum dibunuh. Jasadnya kemudian ditemukan bersama keenam pahlawan lainnya dan dimakamkan secara layak di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Pengorbanannya menjadi simbol kesetiaan dan keberanian seorang prajurit sejati. Ia memilih setia kepada bangsa dan negara hingga titik darah penghabisan, dibandingkan tunduk pada kekuatan yang berusaha menghancurkan kedaulatan Indonesia.
Nilai-Nilai Kepahlawanan Mayjen S. Parman
Dari tokoh profile Mayjen S. Parman, generasi muda dapat memetik banyak pelajaran berharga. Ia bukan hanya seorang tentara, tetapi juga sosok yang menjunjung tinggi nilai:
1. Loyalitas kepada Bangsa dan Negara
Mayjen S. Parman adalah teladan tentang bagaimana kesetiaan terhadap tanah air harus diutamakan di atas kepentingan pribadi.

