Sumsel.co - Tekanan inflasi di Kota Palembang masih terasa pada April 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, indeks harga konsumen mengalami kenaikan sebesar 1,33 persen (month-to-month), atau sedikit melandai dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 1,52 persen.
Meski begitu, inflasi April 2025 ini tetap tercatat sebagai yang tertinggi kedua sepanjang 12 bulan terakhir, hanya kalah dari Maret 2025. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, inflasi kali ini juga lebih tinggi.
Secara tahunan (year-on-year), inflasi Palembang berada di angka 2,28 persen, sementara secara kumulatif sejak Januari hingga April 2025, inflasi tercatat 2,07 persen.
Laporan BPS mengungkapkan bahwa biaya rumah tangga menjadi pemicu utama kenaikan harga. Kelompok pengeluaran Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga mencatat lonjakan signifikan sebesar 4,95 persen, dengan andil terhadap inflasi bulanan mencapai 0,75 persen.
Lonjakan ini disinyalir dipicu oleh penyesuaian tarif listrik dan air bersih yang langsung berdampak pada pengeluaran harian warga.
Selain kelompok rumah tangga, beberapa sektor lain juga ikut mendorong inflasi, antara lain:
- Makanan, Minuman dan Tembakau naik 0,45 persen (andil 0,12%)
- Transportasi naik 0,68 persen (andil 0,10%)
- Rekreasi, Olahraga, dan Budaya naik 0,43 persen (andil 0,03%)
Namun, tak semua sektor mengalami kenaikan. Beberapa justru mencatatkan deflasi dan sedikit meredam laju inflasi, seperti:
- Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan turun 0,40 persen (andil -0,02%)
- Pakaian dan Alas Kaki turun 0,04 persen (andil 0%)
Menilik tren sejak awal tahun, inflasi sempat mencatat angka negatif pada Januari 2025 sebesar -0,03 persen. Namun dua bulan terakhir menunjukkan lonjakan signifikan, dipicu oleh tekanan harga di sektor utilitas.